LAPORAN OBSERVASI PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK SD
LAPORAN
OBSERVASI
PENYIMPANGAN
PERILAKU ANAK SD
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester

Oleh
Dede Nurhidayah
1204128
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
KAMPUS
TASIKMALAYA
2012
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, penulis
memanjatkan puji kepada Yang Maha Suci, dan syukur kepada Yang Maha Ghofur.
Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan
Observasi ini sesuai waktu yang telah di
tentukan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada
manusia terbaik, junjunan kita Nabi Muhammad SAW.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 26Oktober 2012.Observasi ini dilakukan
di SD Negeri 1 Budiharja.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan
laporan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu
penulis mengucapkan terimakasih kapada:
1.
Bapak Drs.
Sumardi, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Psikologi
Pendidikan yang telah membimbing dalam penyusunan laporan ini.
2.
Bapak Iwa, S.Pd.M,Si.
selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Budiharja yang telah memberi izin penulis
untuk melakukan observasi.
3.
Ibu Kurniati
Syah DJ, A.Ma.Pd. selaku Wali Kelas yang telah memberikan informasi dan
bimbingan dalam pelaksanaan observasi ini.
4.
Segenap Guru SD
Negeri 1 Budiharja yang telah memberikan informasi dan membantu memperlancar
pelaksanaan observasi ini.
5.
Siswa-siswi
kelas 3 yang telah bersedia menjadi objek penelitian dan bisa bekerja sama
dengan baik.
6.
Kepada
rekan-rekan yang memberikan dukungan baik materil maupun moril dalam penyusunan
laporan ini.
Tiada gading yang tak retak. Dari
peribahasa itu, penulis menyadari laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena
memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan
manfaat bagi penulis dan pembaca. Amien…
Ciamis, Desember
2012
Penulis
Abstrak
Setiap anak mengalami tahap-tahap
perkembangan. Tahap-tahap perkembangan anak secara umum sama, setiap anak
dituntut untuk dapat bertidak atau melaksanakan hal-hal (perilaku) yang menjadi
tugas perkembangannya dengan baik. Semakin besar tuntutan dan perubahan semakin
besar pula masalah yang dihadapi anak tersebut. Masalah-masalah tersebut akan
membuat anak sulit untuk melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya,
sehingga mereka melakukan berbagai tindakan negatif seperti penolakan,
ketidaksabaran, dan lain-lain. Dalam laporan kali ini, penulis bertujuan untuk
mengidentifikasi siswa yang bermasalah di kelas 3 SD Negeri 1 Budiharja.
Penulis menggunakan metode wawancara dan telaah dokumen.Penyimpangan perilaku atau
perilaku meyimpang adalah pola-pola perilaku yang negatif yang dilakukan oleh
suatu individu dalam suatu kelompok karena tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan keadaan di sekitarnya. Penyimpangan perilaku ini dapat berupa penolakan,
kemarahan, ketidaksabaran, dan sebagainya. Gejala penyimpangan perilaku dari
dalam diri anak SD muncul akibat ketidakmampuan anak tersebut untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan di mana ia berada. Hal tersebut juga akan
mengakibatkan anak berperilaku mundur ke perilaku yang sebelumnya ia lalui.
Sedangkan gejala penyimpangan perilaku pada anak yang berasal dari lingkungan
sekitar antara lain pandangan orang tua dan guru terhadap perilaku anak, pola
perilaku sosial yang buruk yang berkembang di rumah, lingkungan rumah kurang
memberikan model perilaku untuk ditiru, kurang motivasi untuk belajar melakukan
penyesuaian sosial, dan anak tidak mendapatkan bimbingan dan bantuan yang cukup
dalam proses belajar.Ada dua faktor
yang menjadi penyebab munculnya gangguan atau penyimpangan perilaku pada anak,
yaitu : (1) Faktor internal, meliputi krisis identitas dan kontrol diri yang
lemah. (2) Faktor Eksternal, meliputi keluarga, lingkungan, dan media massa. Adapun bentuk-bentuk atau
jenis-jenis perilaku menyimpang anak SD yaitu (1) Rasionalisasi. (2) Sifat
bermusuhan. (3) Menghukum diri sendiri. (4) Refresi/penekanan. (5) Konformitas.
(6) Sinis. Dari hasil observasi di lapangan faktor yang menyebabkan anak
melakukan penyimpangan perilaku adalah dari cara mendidik orang tua yang keras,
sehingga anak merasa tertekan dan menyebabkan anak menjadi emosional.
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar............................................................................................... i
Abstrak............................................................................................................
ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan..................................................................................................... 2
D.
Manfaat................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penyimpangan Perilaku......................................................... 3
B.
Gejala-Gejala
Penyimpangan Perilaku pada Anak SD........................... 4
C.
Faktor-Faktor
yang Menyebabkan Terjadinya Penyimpangan Perilaku
PadaAnak................................................................................................
5
D.
Jenis-Jenis atau
Bentuk-Bentuk Penyimpangan Perilaku pada Anak
SD...........................................................................................................
6
BAB III HASIL OBSERVASI
A.
Identifikasi..............................................................................................
8
B.
Diagnosis.................................................................................................
8
C.
Usaha Mengatasi
Penyimpangan Perilaku..............................................
9
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan.............................................................................................
10
B.
Saran.......................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 11
LAMPIRAN...................................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat kehidupan
mengalami perubahan yang signifikan, bahkan terjadi degradasi moral dan sosial
budaya yang cenderung kepada pola-pola perilaku menyimpang.
Hal ini sebagai dampak pengadopsian
budaya luar secara berlebihan dan tak terkendali oleh sebagian remaja kita.
Persepsi budaya luar ditelan mentah-mentah tanpa mengenal lebih jauh
nilai-nilai budaya luar secara arif dan bertanggung jawab. (Sulis Styawan,
2007)
Tak dipungkiri pula, kehadiran teknologi
yang serba digital dewasa ini banyak menjebak remaja dan anak-anak untuk
mengikuti perubahan ini. Hal ini perlu didukung dan disikapi positif mengingat
kemampuan memahami pengetahuan dan teknologi adalah kebutuhan masa kini yang
tidak bisa terelakkan. Namun, filterisasi atas merebaknya informasi dan
teknologi super canggih melalui berbagai media komunikasi seringkali terlepas
dari kontrol.
Pola perilaku budaya luar, sering kali
dianggap sebagai simbol kemajuan dan mendapat dukungan berarti di kalangan remaja.
Kemajuan informasi dan teknologi telah membawa ke arah perubahan konsep hidup
dan perilaku sosial. Pengenalan dan penerimaan informasi dan teknologi tumbuh
pesat bahkan menjadi kebutuhan hidup.
Dalam hal ini, berdampak kepada
perkembangan anak-anak yang meniru kelakuan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Sehingga belakangan ini banyak terjadi kasus-kasus yang terjadi di kalangan
anak-anak sekolah dasar. Bentuk ancaman atau pemalakan lebih sering muncul
dalam beberapa bentuk seperti minta makanan, malas belajar sehingga minta
temannya untuk membuatkan tugas, sampai saat ujian pun mintauntuk diberi
contekan. Kasus lain yaitu berupa ejekan kepada teman-temannya sampai teman
yang diejek menangis. Selain itu juga terjadi kebiasaan untuk memanggil
temannya dengan nama bapaknya atau bukan nama yang sebenarnya dengan maksud
melecehkan. Hal ini akan mendorong sifat premanisme yang akan terbawa hingga
dewasa. Beberapa masalah tersebut disebut sebagai penyimpangan perilaku.
Penyimpangan
perilaku ini adalah suatu persoalan yang harus menjadi kepedulian guru, bukan
semata-mata perilaku itu destruktif atau mengganggu proses pembelajaran,
melainkan suatu bentuk perilaku agresif atau pasif yang dapat menimbulkan
kesulitan dalam bekerja sama dengan teman, yang merupakan perilaku yang dapat
menimbulkan masalah belajar anak dan hal itu termasuk perilaku bermasalah
(Darwis, 2006: 43). Guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab anak yang
bermasalah biasanya tampak di dalam kelas dan bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah
itu di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Walaupun gejala
perilaku bermasalah di sekolah itu mungkin hanya tampak pada sebagian anak,
pada dasarnya setiap anak memiliki masalah-masalah emosional dan penyesuaian
sosial. Masalah itu tidak selamanya menimbulkan perilaku bermasalah atau
menyimpang yang kronis (darwis, 2006: 44).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan penyimpang perilaku pada anak SD?
2.
Bagaimana gejala-gejala penyimpangan perilaku anak SD?
3.
Apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku pada anak SD?
4.
Apa saja jenis-jenis penyimpangan perilaku yang dilakukan anak SD?
C. Tujuan
Tujuan pembahasan
dari makalah ini adalah:
1.
Untuk memberikan informasi mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
anak SD
2.
Untuk mmeberikan informasi mengenai gejala-gejala penyimpangan perilaku
yang dilakukan oleh anak SD
3.
Untuk memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
terjadinya penyimpangan perilaku pada anak SD
4.
Untuk memberikan informasi mengenai jenis-jenis penyimpangan perilaku yang
dilakukananakSD dalam pembelajaran
D. Manfaat
Laporan ini sangat bermanfaat sekali
bagi penulis, karena:
1.
Memberikan
kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk mempelajari, mengamati, dan
mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi oleh anak SD.
2.
Melatih kita
dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.
3.
Memberikan
kesempatan kepada mahasiswa (penulis) untuk lebih mengenal calon anak didiknya
dalam berbagai aspek yang ada dalam diri mereka dan masalah yang mereka hadapi,
khususnya anak yang melakukan penyimpangan perilaku.
4.
Sebagai pedoman
untuk pembelajaran.
5.
Sebagai motivasi
untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang
berhubungan dengan permasalahan anak atau siswa.
Tidak hanya bagi penulis, laporan ini
juga bermanfaat bagi pembaca, karena:
1.
Mengetahui akan
masalah yang dihadapi seorang siswa yang mungkin kita tidak menyadarinya.
2.
Lebih
mendekatkan pembaca khususnya orang tua dengan anaknya, dengan memberikan
perhatian, kesempatan dan motivasi bagi mereka.
3.
Menumbuhkan rasa
ingin tahu dan kepedulian akan masalah yang dihadapi oleh siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyimpangan Perilaku Anak
Perilaku
adalah segala sesuatu yang diperbuat oleh seseorang atau pengalaman. Kartono
dalam Darwis (2006: 43) mengemukakan bahwa ada dua jenis perilaku manusia,
yakni perilaku normal dan perilaku abnormal. Perilaku normal adalah perilaku
yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan parilaku abnormal
adalah perilaku yang tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan
tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku abnormal ini juga
biasa disebut perilaku menyimpang atau perilaku bermasalah.
Apabila anak
dapat melaksanakan tugas perilaku pada masa perkembangannya dengan baik, anak
tersebut dikatakan berperilaku normal. Masalah muncul apabila anak berperilaku
tidak sesuai dengan tugas perkembangannya. Anak yang berperilaku diluar
perilaku normal disebut anak yang berperilaku menyimpang (child deviant
behavior).
Perilaku
anak menyimpang memiliki hubungan dengan peyesuaian anak tersebut dengan
lingkungannya. Hurlock (2004: 39) mengatakan bahwa perilaku anak bermasalah
atau menyimpang ini muncul karena penyesuaian yang harus dilakukan anak
terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang baru. Berarti semakin besar
tuntutan dan perubahan semakin besar pula masalah penyesuaian yang dihadapi
anak tersebut.
Perilaku menyimpang dalam istilah
psikologi sering disebut dengan Disruptive Behavior, dan karena
perilakunya negatif dan tidak normal maka termasuk dalam gangguan perilaku,
disebut juga dengan Disruptive Behavior Disorders. Disruptive
behavior ini merupakan pola-pola perilaku yang negatif yang
ditampakkan anak dalam kelompoknya maupun untuk merespon segala sesuatu
disekelilingnya. Respon yang sering muncul yaitu kemarahan, ketidaksabaran,
penolakan dan sebagainya.(Loeber, 1990).
Menurut Halgin (1994) ada tiga macam
perilaku yang termasuk dalamdisruptive behavior disorder yaitu :
1. Attention-deficit/hyperactivity
disorder (ADHD)
Gejala
utama pada anak yang mengalami ADHD adalah kurangnya atau tidak adanya
konsentrasi pada diri anak, ketika anak bermain, belajar atau segala sesuatu
yang dilakukan tidak bertahan lama. Perhatiannya mudah teralih, diikuti dengan
perilakunya yang banyak, banyak gerak dan tidak bisa diam. Selain itu, anak
biasanya juga terlihat sangat aktif dalam berbicara, dan perilakunya sering mengganggu
orang lain.
2. Conduct
Disorder
Conduct
disorder ini merupakan perilaku yang
melatar belakangi seorang anak memiliki perilaku kekerasan, kenakalan atau
kriminalitas. Perilaku yang ditampilkan dalam conduct disorder merupakan
perilaku yang tidak menghargai hak-hak orang lain, melanggar aturan,
norma-norma yang berlaku atau pun hukum. Conduct disorder biasanya
muncul sebelum masa pubertas, diperkirakan 9% terjadi pada laki-laki dan 2%
pada anak-anak perempuan. Conduct disorder ini meliputi juga
perilaku bermusuhan atau menyakiti orang lain.
3. Oppositional
Defiant Disorder
Oppositional defiant disorder
biasanya terjadi pada anak-anak usia 8-12 tahun, dan lebih banyak terjadi pada
anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Pada anak-anak dengan gangguan
tersebut memiliki pandangan maupun perilaku negatif dan menyimpang, biasanya
disertai dengan komplain-komplain terhadap orang tua, sikap permusuhan dan
kemampuan berargumentasi tentang apa pendapat dan apa yang dilakukannya.
Reaksi-reaksi yang ditampilkan pada saat masa remaja adalah reaksi negatif
terhadap kemandirian. Kemungkinan besar anak-anak atau remaja dengan gangguan
tersebut akan mengalami juga gangguan suasana perasaan (mood disorder)
atau pun gangguan kepribadian pasif-agresif.
B. Gejala-Gejala Penyimpangan Perilaku pada Anak SD
Gejala
penyimpangan perilaku anak merupakan tanda-tanda munculnya perilaku menyimpang
pada anak. Gejala-gejala penyimpangan perilaku anak merupakan perbuatan atau
perilaku anak SD yang dapat menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami
penyimpangan perilaku. Secara umum gejala ini berasal dari dalam diri anak dan
dari lingkungan sekitar. Gejala penyimpangan perilaku dari dalam diri anak SD
muncul akibat ketidakmampuan anak tersebut untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
di mana ia berada. Hal tersebut juga akan mengakibatkan anak berperilaku mundur
ke perilaku yang sebelumnya ia lalui (Hurlock, 2004: 39). Sedangkan gejala
penyimpangan perilaku pada anak yang berasal dari lingkungan sekitar menurut
Hurlock (2004: 288) antara lain pandangan orang tua dan guru terhadap perilaku
anak, pola perilaku sosial yang buruk yang berkembang di rumah, lingkungan
rumah kurang memberikan model perilaku untuk ditiru, kurang motivasi untuk
belajar melakukan penyesuaian sosial, dan anak tidak mendapatkan bimbingan dan
bantuan yang cukup dalam proses belajar.
Pandangan orang
tua dan guru terhadap perilaku anak bermakna bahwa para orang tua dan guru
sering menganggap perilaku normal yang mengganggu ketenangan di rumah atau
kelancaran sekolah sebagai perilaku bermasalah. Bila mereka beranggapan seperti
itu si anak mungkin akan mengembangkan sikap yang tidak menyenangkan terhadap
mereka dan terhadap situasi di mana perilaku itu terjadi (Hurlock, 2004: 39).
Akibatnya ialah si anak mengembangkan perilaku yang merupakan masalah yang
serius, misalnya berbohong, berbuat licik atau merusak sebagai cara membalas
dendam.
Pola perilaku
sosial yang buruk yang berkembang di rumah merupakan hal yang menjadikan anak
akan menemui kesulitan untuk melakukan penyesuaian sosial yang baik di luar
rumah, meskipun dia diberikan motivasi kuat untuk melakukannya. Hurlock (2004:
288) memberikan contoh bahwa, anak yang diasuh dengan metode otoriter,
misalnya, sering mengembangkan sikap benci terhadap semua figur berwenang.
Contoh yang lain adalah pola asuh yang serba membolehkan di rumah, anak akan
menjadi orang yang tidak mau memperhatikan keinginan orang lain, merasa dia
dapat mengatur dirinya sendiri.
Kurangnya
motivasi untuk belajar melakukan penyesuaian sosial merupakan hal yang sering
timbul dari pengalaman sosial awal yang tidak menyenangkan baik di rumah atau
di luar rumah (Hurlock, 2004: 288). Sebagai contoh, anak yang selalu digoda
atau diganggu oleh saudaranya yang lebih tua, atau yang diperlakukan sebagai orang
yang tidak dikehendaki dalam permainan mereka, tidak akan memiliki motivasi
kuat untuk berusaha melakukan penyesuaian sosial yang baik di luar rumah.
Anak tidak
mendapatkan bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar. Hurlock
(2004: 288) menyatakan bahwa meskipun anak memiliki motivasi yang kuat untuk
belajar melakukan penyesuaian sosial yang baik, anak tidak mendapatkan
bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar itu. Sebagai contoh
apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan dapat “menguasai” agresivitasnya
setelah bertambah dewasa dan mengalami hubungan sosial yang lebih banyak, anak
itu tidak akan mengasosiasikan agresivitasnya dengan penolakan teman sebaya
yang dialaminya dan, akibatnya dia tidak akan berusaha untuk mengurangi
agresivitasnya.
C.
Faktor-Faktor
yang Menyebabkan Terjadinya Penyimpangan Perilaku pada Anak
Banyak
sekali faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan perilaku pada anak, antara
lain adalah kurangnya pemupukan pendidikan agama dan moral, kehidupan yang
semakin lama semakin praktis, mudah, dan serba gampang.
Penyimpangan
perilaku anak bisa disebabkan oleh faktor dari diri anak itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor
internal:
a. Krisis
identitas
Dalam
hal ini, anak sedang mencari jati dirinya dengan meniru tingkah laku orang
dewasa yang ada di sekitarnya.
b. Kontrol
diri yang lemah
Anak
belum bisa membedakan mana tingkah laku yang pantas untuk ditiru dan tidak,
sehingga anak akan terseret pada penyimpangan perilaku. Begitupun anak yang
bisa membedakan namun tidak bisa mengontrol dirinya untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor
eksternal:
a. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada anak. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, terlalu keras pada anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya penyimpangan perilaku.
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada anak. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, terlalu keras pada anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya penyimpangan perilaku.
b. Teman
sebaya yang kurang baik
c. Komunitas/lingkungan
tempat tinggal yang kurang baik.
d. Media
massa
Banyak
media massa yang mempengaruhi perkembangan perilaku anak, seperti internet,
televisi, dan lain-lain. Banyak hal yang tidak patut untuk ditiru seperti
sinetron yang menceritakan tentang permusuhan, atau situs-situs porno di
internet.
Menurut
Halgin (1994), ada tiga faktor yang menjadi penyebab munculnya gangguan atau
penyimpangan perilaku pada anak, yaitu :
1. Faktor
genetik, meliputi keabnormalan pada jaringan syaraf di otak, dan
kelainan-kelainan yang dibawa sejak lahir.
2. Berdasarkan
pendekatan behavioral dan cognitive-behavioral. ADHD merupakan perilaku yang
dapat dipelajari melalui reinforcement. Sedangkan conduct disorder diperkuat
oleh adanya reinforcement dari lingkungan.
3. Berdasarkan
sistem dalam keluarga, yaitu ketidakharmonisan lingkungan keluarga, keluarga
yang berantakan dan terpecah.
D. Jenis-Jenis atau Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang pada Anak SD
Salah satu
tujuan memahami perilaku bermasalah ialah karena perilaku tersebut muncul untuk
menghindar atau mempertahankan diri. Dalam psikologi perilaku ini disebut
mekanisme pertahanan diri yang disebabkan oleh karena anak menghadapi kecemasan
dan tidak mampu menghadapinya (Darwis, 2006: 43). Kecemasan pada dasarnya
adalah ketegangan psikologis sebagai akibat dari ketidakpuasan dalam pemenuhan
kebutuhan. Disebut mekanisme pertahanan diri, karena dengan perilaku tersebut
individu dapat mempertahankan diri atau menghindar dari situasi yang
menimbulkan ketegangan.
Bentuk-bentuk
atau jenis-jenis perilaku menyimpang atau mekanisme pertahanan diri ini antara
lain rasionalisasi, sifat bermusuhan, menghukum diri sendiri,
refresi/penekanan, konformitas, dan sinis (Darwis, 2006 : 44). Adapun
bentuk-bentuk atau jenis-jenis perilaku menyimpang anak SD dijelaskan pada
paparan berikut ini.
1.
Rasionalisasi
Rasionalisasi
dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut “memberikan alasan”. Memberikan
alasan yang dimaksud adalah memberikan penjelasan atas perilaku yang dilakukan
oleh individu dan penjelasan tersebut biasanya cukup logis dan rasional tetapi
pada dasarnya apa yang dijelaskan itu bukan merupakan penyebab nyata karena
dengan penjelasan tersebut sebenarnya individu bermaksud menyembunyikan latar
belakang perilakunya (Darwis, 2006: 44).
2.
Sifat Bermusuhan
Sikap individu
yang menganggap individu lain sebagai musuh/saingan. Menurut Darwis (2006: 45)
sikap bermusuhan ini tampak dalam perilaku agresif, menyerang, mengganggu,
bersaing dan mengancam lingkungan.
3.
Menghukum diri sendiri
Perilaku
menghukum diri sendiri terjadi karena individu merasa cemas bahwa orang lain
tidak akan menyukai dia sekiranya dia mengkritik orang lain. Orang seperti ini
memiliki kebutuhan untuk diakui dan disukai amat kuat (Kartadinata, 1999: 196).
4.
Refresi/penekanan
Refresi
ditunjukkan dalam bentuk menyembunyikan dan menekan penyebab yang sebenarnya ke
luar batas kesadaran. Individu berupaya melupakan hal-hal yang menimbulkan
penderitaan hidupnya.
5.
Konformitas
Perilaku ini
ditunjukkan dalam bentuk menyelamatkan diri dari perasaan tertekan atau
bersalah terhadap pemenuhan harapan orang lain. Tujuan anak melakukan hal ini
agar ia terhindar dari perasaan cemas.
6.
Sinis
Perilaku ini
muncul dari ketidak berdayaan individu untuk berbuat atau berbicara dalam
kelompok. Ketidak berdayaan ini membuat dirinya khawatir dan cenderung
menghindar dari penilaian orang lain.
Semua perilaku
mekanisme pertahanan diri di atas mempunyai karakteristik (darwis, 2006: 45).
Karakteristik tersebut antara lain: (a) menolak, memalsukan, atau mengacaukan
kenyataan, (b) dilakukan tanpa menyadari latar belakang perilaku tersebut. Pola
perilaku pertahanan diri ini cenderung kepada pengurangan kecemasan dan bukan
pemecahan masalah yang menjadi dasar penyebab kecemasan itu.
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Identifikasi
1.
Identitas Murid
Nama : Raja
Alif Fahrizal
NIS :
10111007
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28
April 2003
Alamat : Dsn
Cihideung 1 RT 12 RW 02 Ds Budiasih
2.
Keterangan tentang Orang Tua Murid
Nama Ayah/Ibu : Depi Suryana/Susi S
Agama : Islam
Pendidikan Tertinggi : SD
Pekerjaan : Dagang
Alamat : Dsn Cihideung 1 RT
12 RW 02 Ds Budiasih
3.
Keterangan tentang Keadaan Keluarga Murid
Tinggal dengan : Ibu
Anak ke- : 1
dari 2 bersaudara
Bahasa Sehari-hari : Bahasa
Indonesia
B. Diagnosis
1.
Permasalahan
Anak mempunyai
tingkat emosi yang tinggi, sering mengganggu temannya, sering berkata kasar,
dan tidak hormat terhadap orang yang lebih tua. Dengan observasi, keadaan anak
dapat dilihat dari berbagai aspek:
a.
Aspek Kognitif
Dilihat dari
aspek kognitif, Alif bukan termasuk anak yang mengalami kesulitan belajar, ini
ditunjukkan oleh perolehan nilai yang cukup memuaskan, dalam setiap ulangan.
b.
Aspek Afektif
Dilihat dari
segi afektif, Alif cenderung hyperaktif dan sering mengganggu teman-teman yang
lainnya, sering berkata kasar dan tidak hormat kepada guru. Sehingga mengganggu
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
c.
Aspek Psikomotor
Dilihat dari
aspek psikomotor, perkembangan psikomotor Alif cenderung kepada hal-hal yang
bersifat negatif.
Dilihat dari
hasil obsevasi, dapat disimpulkan bahwa Alif mengalami masalah pada aspek
afektif sehingga ia melakukan penyimpangan perilaku.
2.
Latar Belakang
Anak dari
pasangan Bapak Depi dan Ibu Susi ini melakukan penyimpangan perilaku terlihat
dari segi afektifnya. Dia cenderung hyperaktif, sering mengganggu
teman-temannya, sering berkata kasar dan tidak hormat terhadap guru dan orang
yang lebih tua darinya.
Hal ini
disebabkan karena kurangnya perhatian orang tua, sehingga anak bergaul dengan
bebas dan meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa di sekelilingnya.
Sikap orang tua yang keras dalam mendidik, membuat Alif merasa tertekan sehingga
menjadi hyperaktif dan tempramental saat berada di luar rumah.
C. Usaha Mengatasi Penyimpangan Perilaku
Usaha
yang dilakukan dalam mengatasi perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara:
1. Usaha
di lingkungan keluarga
a. Menciptakan
keluarga yang harmonis, terbuka dan jauh dari kekacauan. Dengan keadaan
keluarga yang seperti ini, mengakibatkan anak-anak lebih nyaman tinggal di
rumah. Tindakan ini lebih mendekatkan hubungan orang tua dengan anaknya.
b. Memberikan
kemerdekaan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya dalam batas-batas
kewajaran tertentu. Dengan tindakan seperti ini, anak-anak dapat berani untuk
menentukan langkahnya, tanpa ada keraguan dan paksaan dari berbagai pihak.
Sehingga mereka dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
kerjakan.
a. Orang
tua selalu berbagi (sharing) pengalaman, cerita dan informasi kepada anak-anak.
Sehingga mereka dapat memilih figure dan sikap yang cocok unutk dijadikan
pegangan dalam bertingkah laku.
b. Orang
tua sebaiknya memperlihatkan sikap-sikap yang pantas dan dapat diteladani oleh
anak-anak mereka.
2. Usaha
di lingkungan sekolah
a. Menegakkan
disiplin sekolah yang wajar dan dapat diterima siswa dan penhuni sekolah.
Disiplin yang baik dan wajar dapat diterapkan dengan pembentukan aturan-aturan
yang sesuai dan tidak merugikan berbagai pihak.
b. Pelaksanaan
peraturan dengan adil dan tidak pandang bulu. Tindakan dilakukan dengan cara
memberikan sanksi yang sesuai terhadap semua siswa yang melanggar peraturan
tanpa melihat keadaan orang tua siswa tersebut. Seperti siswa yang berasal dari
kaluarga terpandang atau pejabat.
c. Meningkatkan
kerja sama dengan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar sekolah. Dengan
cara ini, masyarakat dapat melaporkan langsung penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukan siswa di luar pekarangan sekolah. Seperti bolos, tawuran, merokok dan
minum minuman keras.
3. Usaha
di lingkungan masyarakat
a. Menegur
anak-anak yang sedang melakukan tindakan-tindakan yang telah melanggar norma.
b. Menjadi
teladan yang baik bagi anak-anak yang tinggal di lingkungan tempat tinggal.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyimpangan
perilaku atau perilaku meyimpang adalah pola-pola perilaku yang negatif yang
dilakukan oleh suatu individu dalam suatu kelompok karena tidak berhasil
menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya. Penyimpangan perilaku ini dapat
berupa penolakan, kemarahan, ketidaksabaran, dan sebagainya.
Gejala
penyimpangan perilaku dari dalam diri anak SD muncul akibat ketidakmampuan anak
tersebut untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan di mana ia berada. Hal
tersebut juga akan mengakibatkan anak berperilaku mundur ke perilaku yang
sebelumnya ia lalui. Sedangkan gejala penyimpangan perilaku pada anak yang
berasal dari lingkungan sekitar antara lain pandangan orang tua dan guru
terhadap perilaku anak, pola perilaku sosial yang buruk yang berkembang di
rumah, lingkungan rumah kurang memberikan model perilaku untuk ditiru, kurang
motivasi untuk belajar melakukan penyesuaian sosial, dan anak tidak mendapatkan
bimbingan dan bantuan yang cukup dalam proses belajar.
Ada
dua faktor yang menjadi penyebab munculnya gangguan atau penyimpangan perilaku
pada anak, yaitu : (1) Faktor internal, meliputi krisis identitas dan kontrol
diri yang lemah. (2) Faktor Eksternal, meliputi keluarga, lingkungan, dan media
massa.
Adapun bentuk-bentuk atau jenis-jenis perilaku
menyimpang anak SD yaitu (1) Rasionalisasi. (2) Sifat bermusuhan. (3) Menghukum
diri sendiri. (4) Refresi/penekanan. (5) Konformitas. (6) Sinis.
Dari hasil
observasi di lapangan faktor yang menyebabkan anak melakukan penyimpangan
perilaku adalah dari cara mendidik orang tua yang keras, sehingga anak merasa
tertekan dan menyebabkan anak menjadi emosional.
B. Saran
Sebagaimana kita
ketahui sekarang banyak sekali penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh siswa
sekolah dasar yang jika dibiarkan akan menyebabkan terjadinya degradasi moral.
Diharapkan tidak hanya dari pihak sekolah saja sebagai lembaga pendidikan,
tetapi keluarga dan masyarakat juga turut berperan agar tidak terjadi
penyimpangan perilaku pada anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
___________. (2012). Perilaku Menyimpang. [online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
[8 Desember 2012]
Setiawan, W R. (2011). Cara Mengatasi
Perilaku Menyimpang. [online]. Tersdia di: http://rizkywahyusetiawan.blogspot.com/2011/06/cara-mengatasi-perilaku-menyimpang.html
[8Desember 2012]
Nurwijayanto. (2011). Penyimpangan Perilaku Anak Sekolah Dasar.
[online]. Tersedia di: http://nurwijayantoz.wordpress.com/pendidikan-4/penyimpangan-perilaku-anak-sekolah-dasar/ [8 Desember 2012]
___________.
(2011). Perilaku Menyimpang. [online].
Tersedia di: http://seputar-sekolah-dasar.blogspot.com/2011/03/perilaku-menyimpang.html
[8 Desember 2012]
thanks bro..
ReplyDeletesiip (y) :D
Deletemakasihh teteh
ReplyDeletesama-sama ^^
DeleteTHX...
ReplyDelete(y)
Deletetampilan sederhana, tapi isi di blog ini begitu bermanfaat, terima kasih banyak saya ucapakan
ReplyDeleteMy Pleasure :)
DeleteTerima kasih, post yang bagus;)
ReplyDeleteterimakasih banyak >_<
ReplyDeleteTerima kasih tteh sangat membantu
ReplyDeleteMantap,,, Terima Kasih banyak. Benar-benar membantu :)
ReplyDelete